Minggu, 27 Februari 2011

Happy (Balated) Birthday!!!!



Pasti lo kesel kan nungguin ucapan dari gue? Mehihihihihi gue tau gue ditunggu banget ucapannya. Kemaren malem pas lo ol msn tadinya mau gue kirimin gambar ini. Tapi berhubung ya berhubung scanner gue rusaaaakkkkk, jadilah gue manual pake kamera hp. Tulisan yang pake pulpen keliatan gak? Mudah-mudahan deh.

Happy Birthday Angginta Ramdhani Ibrahim!!!!!!!! Semoga lo bersedia meneraktir gue dari hasil penghematan lo bertahun-tahun. Semoga makin solehah, unyu, dan makin bersahaja. Dan makin mirip strawberry short cake yua!!!! Keep rockin' all the time


P.S : Kita hatus jalan-jalan lg!!! tapi lo yg teraktir!!!!

Selasa, 22 Februari 2011

High School Supposed To Be

Today, at sociology's class, we watched Daun di Atas Bantal by cd player. But at the beginning, there were a commercial about Ada Apa Dengan Cinta's movie.


At the time, I remember how the movie was. This movie was in cinema when I was in 2nd grade of elementary school (If I didn't wrong). So, I didn't watch at that time but a few years after it launched. I think this movie's story didn't have uniqueness, but It was fresh story in that era which had good actors and actress, a good soundtrack and scoring, and a good movie after all. :D

This movie made some views of high school's life for me. So, when the first time I watched this, I really want to go to high school as soon as possible to meet some adorable life, friends and some cool boys.

But, the fact is my high school's life now didn't like in that movie, very bored, I'm bored with tired (Bosan aku dengan penat -one poems by Rangga in AADC).

So, this night, I made a list what my expectation about high school's life when I was in elementary school :

Have beautiful face like Cinta


Have best friends, dance with them and have rules of friendships.

















Have boyfriends at least a friend like Rangga : handsome, cool, introvert, smart and romantic (in made poems). By the way, the actor of Rangga : Nicholas Saputra is an alumni of my high school. So, I'm just wondering what if I was his schoolmate. I wonder I have 'extra' spirit to go to school.

Have a relationship with someone like Rangga. . . .

And the last is. . . .
Have happy ending story of high school's life (not the kissing of course). At the movie, they (Cinta and Rangga) finally made a statement that they loved each other.

***

Yeah,
These all were not my high school life. How about mine? Its more harder, more boring, but still memorable. These all just were someone's idea of movie's story. Haah, I'm still wondering and hoping if my expectation become true, in this year.

(Photos source: voltscommissar at Youtube)

Minggu, 20 Februari 2011

Hiruk Pikuk Udara

Alunan lagu telah dimulai
Tak terasa waktu kian malam, kian mendekati tengah malam
Siapun yang datang, tak kan sadar ada yang berubah.

Tangan-tangan itu selalu meraih udara,
Menggelitikan O2 yang dihirup,
Mengusap CO2 yang dihempas
Menggoda Nitrogen yang nakal.

Alunan lagu telah dimulai.
Tak terasa semua semakin sepi, ia pun sendiri.
Mengingat semua yang telah terjadi
Menyesali apa yang terlewat

Tangan-tangan itu selalu meraih udara
Menggapai udara yang enggan masuk ke alveolus
Mencari gas yang menjadi dingin

Alun lagu telah dimulai
Tak terasa semua pergi, tak ada yang tersisa
Tapi. . . . .
Hatinya damai
Ia berjanji ini adalah awal bukan akhir
Tapi janji ia ingkari
Janji ya janji

Tangan-tangan itu selalu meraih udara
Meberikan jari tengah ke udara yang tak mau berkompromi
Mencoba melupakan udara yang menghianati

A
ku pergi ke suatu keadaan dimana aku jauh dari hiruk pikuk media, menjadi terasing dan sendiri. Gelisah dalam hati, Jenuh dalam pikir. Hanya di sepi ku bisa berdamai.


Karya:
Antara Pertama dan Terakhir

Juru "Tawar"

Hari ini saya, Raissa N (Chia) dan Nadia P (Nape) berbelanja buku di Pasar Senen. Yak, kebiasaan saya muncul katika hari minggu pagi, kesiangan. Chia sms ke saya kemarin malam, kalau sebelum berangkat kumpul terlebih dahulu di sekolah jam 09.00 WIB dan ternyata saya bangun pukul 09.00 WIB.

. . . . . . . . . . .

Saya capek telat mulu.

Saya sampai di sekolah pkl. 10.00 WIB lalu kami berangkat ke terminal Kebon Pala lalu naik Transjakarta ke Pasar Senen. Sebenarnya saya tidak memiliki tujuan khusus untuk membeli buku. Chia yang punya. Ia ingin membeli buku karangan Enid Blyton, pengarang novel anak-remaja.

Awalnya saya tidak tertarik untuk membeli buku, "Hanya liat-liat saja", pikir saya. Tapi saya baru ingat, kemarin saya tidak menemukan Tan Malaka (Seri buku TEMPO : Bapak Bangsa) di Gramedia Matraman. Akhirnya, nafsu untuk menabung pun kalah dari nafsu membaca. Saya tanya ibu penjual setempat ada tidak buku tersebut, kebetulan saya membawa yang edisi Hatta-nya. Ibu penjual bilang, "Wah, dek yang begini gak ada, adanya yang warna merah, mau?" Saya mengiyakan. Tak apa asal ada Tan Malakanya, jujur saya penasaran. Akhirnya saya membeli buku AKU, karangan Sjuman Djaya, Negara 5 Menara karya M.Fuad, dan Massa Aksi karya Tan Malaka dan total pembayaran : Rp.50.000,-

Saya sempat berpisah dengan Nape dan Chia karena saya mencari buku tersebut. Lalu, kami bertemu kembali dan mencari buku Enid Blyton. Setelah dicari-cari akhirnya ketemu juga, tapi yang versi Bahasa Inggris, tebal, dan hardcover. Chia beli dua (Dua-duanya dengan pengarang Enid Blyton) dan saya beli dua (satu karya Enid Blyton satu lagi karya Carolyn Keene).

Awalnya, saya bilang ini semua bisa sampai Rp.100.000 karena ini termasuk susah dicari. Chia bilang kemahalan, ia bilang satunya Rp.10.000,-. Ternyata kesepakatan harga dengan pak penjual sampai Rp.60.000. Ya, (menurut saya) sangat murah.

Lalu, kami terus mencari buku Enid Blyton lainnya. Sambil mencari, Nape membeli buku interior design yang total harganya sekitar Rp.95.000an, Ia beli dua kalau tidak salah. Kami keliling-keliling dilantai tersebut. Akhirnya kami balik lagi ke toko tempat saya dan Chia membeli buku, ternyata buku yang diinginkan Chia ketemu, tapi . . . . . bapak penjualnya harus membongkar tumpukan buku-bukunya. Harga yang ditawarkan bapaknya adalah Rp.70.000,-. Karena ia harus membongkar tumpukan buku tersebut. Chia menawar, dan akhirnya harga kesapakatan : Rp.40.000,-

Ketika kami makan nasi Kapau, kami menghitung-hitung pengeluaran kami ketika membeli buku,

Nape
4 buku, total pengeluaran : Rp.100.000an
Saya
5 buku, total pengeluaran : Rp.80.000
Chia
6 buku, total pengeluaran : Rp.70.000

Ya, saya nobatkan Chia sebagai Juru Tawar-Menawar, hari ini.

Buku-buku yang saya beli di Pasar Senen hari ini.

***

Tapi saya masih belum puas dan penasaran, dimana buku Tan Malaka yang saya inginkan, karena di Gramedia Matraman dan Pasar Senen saja tidak ada. Mungkin lain kali saya beli. Saya juga ingin membeli Edisi Soekarno nya. Dua dari empat Seri Buku TEMPO : Bapak Bangsa


Mmmm, Lalu kapan saya menabung? Kapan-kapan deh.

Kamis, 17 Februari 2011

Antara Manajemen dan Politik

Pada hari Jum'at 11 Februari 2011, saya bersama Gifari RA, Saviq R, dan Ahmad S sedang berbincang ketika kami nebeng Ahmad S. Hari itu berbeda dengan biasanya, kami tidak lagi berbalasan lelucon. Kami membicarakan manajemen dan strategi....... Ya it could really happened to us.

Saviq R sedang membuka bisnis baru yang bergerak di bidang tekstil (Kalo dilihat baik-baik, ia seperti warga Arab yang sedang menjual kain di Pasar Baru). Tidak, ia bukan produsen, melainkan hanya distributor. Lalu kami berbinacang lagi, bagaimana bisnisnya, manajemennya, keuntungan, strategi, trik dan sebagainya. Saviq R pun menjawab dengan gayanya yang pasti. Nama-nama seperti Mario Teguh, John C Maxwell dan Richard Branson keluar dari mulut kami. Ya, kami serasa eksekutif kelas teri.

Kami semua yang berada dalam percakapan itu ingin sekali membuka bisnis jika dewasa nanti. Meraup keuntungan dengan teori-teori sok tahu kami. Namun, hal ini membuat saya tertegun. Ketiga teman saya adalah siswa dari kelas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sedangkan saya murid dari kelas Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tapi malah mereka yang aktif berbicara adalah mereka bertiga. Buku-buku yang mereka baca juga sangat amat berbobot untuk ukuran anak SMA, seperti Bagaimana menjadi pemimpin yang berpengaruh (saya lupa judul pastinya yang jelas di cover bukunya ada kalimat ini), buku-buku karangan John C Maxwell tentang strategi dan Manejemen.

***

Saya yang notabane nya adalah anak IPS dan ingin menjadi mahasiswa FEUI jurusan Bisnis dan Manajemen, sangat tidak tertarik untuk membaca buku itu. Saya lebih tertarik untuk membaca biografi orang berpengaruh atau tentang politik. Semenjak saya kecil saya senang membaca biografi para tokoh perpengaruh dunia dengan media kartun dan saya telah membaca buku Catatan Seorang Demonstran (Gie), dan Sjahrir, Peran Besar Bung Kecil (Seri Buku TEMPO : Bapak Bangsa). Lalu bukan berarti saya senang dengan dunia politik dan berniat menjadi bagiannya. Bukan-bukan. Istilahnya politik itu dramanya kehidupan penuh skandal dan ekspetasi yang tidak selamanya tepat. Jadi saya tertarik.
***

Kembali ke masalah awal. Mengapa saya ingin sekali masuk FEUI sedangkan minat saya adalah politik? Ketika saya membaca biografi pemimpin, saya sekaligus membaca cara berpikir mereka dan keadaan ketika mereka hidup. Para tokoh itu berani memperjuangkan ketidakadilan dalam bidangnya, Albert Schweitzer dalam pengorbanannya merawat rakyat Gabon dan meraih nobel perdamaian, Mahatma Gandhi dalam perjuangan rakyat India, Galileo Galilei dalam membela Copernicus dan sebagainya. Mereka adalah orang-orang yang dibutuhkan si zaman dan bidangnya.

***

Lalu apa kolerasinya? Baik, apa yang sangat membuat masyarakat dari dulu sampai sekarang selalu terjadi ketidakadilan? ya, miskin jawabannya. Miskin harta, ilmu, moral dan sebagainya. Cita-cita saya adalah pengusaha mempunyai banyak uang dan akhirnya saya dapat mempunyai yayasan yang menangani ini semua. Ya itu harapan paling muluk dari saya. Jadi, karena minat saya yang berlebih pada bidang politik dan sejarah lewat para tokoh, saya sangat ingin menjadi kaya agar bisa menjadikan orang lain "kaya" seperti saya.

***

Pedati, tujuan kami, pun terlihat. Saya menambahkan cerita, "Jangan-jangan nanti lo semua kayak film 3 Idiots lagi. Hahaha. Jadi orang sukses semua ya". "Iya-iya gue jadi yang ngilangnya, Gifari jadi yang ayahnya sakit trus naik motor. Hahahah". Kalau begitu Ahmad yang menjadi fotografernya dan saya mungkin penonton dalam skenario hidup mereka. Malaikat dan Tuhan mencatat do'a kami.

Senin, 14 Februari 2011

Hilang

Minggu, 9 Januari 2011
Saya membuat posting yang berjudul Zero Point (silakan diklik untuk melihat). Mengenai perasaan kehilangan sesuatu yang saya tak tahu itu apa.

Senin, 07 Februari 2011
Saya membuat posting tentang sebuah pecinta alam SMA yang teristimewa dan terhebat bagi saya. Banyak pelajaran dari sini saya terima.

Jumat, 11 Feburari 2011
Saya baru saja ikut rapat Routine Evaluation Meeting membahas pradiklat, acara yang saya ketuai. Saya tidak punya "rasa" hari itu. Semua begitu sepi. Bahkan semua teman tak bisa membuat saya tertawa lepas. Begitu sunyi, sepi, ling-lung, dan gelisah. Ketika berbicara kepada teman saya malah ingin menangis tiba-tiba.

Sabtu, 12 Februari 2011
Saya kehilangan............................ (Saya belum siap untuk berbicara apa-apa)

Minggu, 13 Februari 2011
Saya sedikit trauma dengan segala bentuk jejaring sosial. Hari ini saya sadar betapa kuatnya ikatan antara pecinta alam. Cuma disini saya bisa tertawa lepas, membagi beban, dan bercerita hingga waktu tak terasa. Karena kami selalu mengahadapi masalah bersama.

Senin, 14 Februari 2011
Saya sedikit trauma dengan sekolah. Tak tahu kenapa. Saya menghapus akun twitter saya. Saya harap Allah SWT memberikan kekuatan dalam menghadapi segala ujian ini. Saya juga ingin sekali meminta maaf kepada orang-orang yang merasa dirugikan dan kalimat TOGETHER, BETTER, STRONGER!!!!!!! (slogan LKS angkatan saya) selalu terngiang dikepala saya. Ya, walaupun saya bukan bagian dari LKS, tapi slogan tersebut menggambarkan keadaan angkatan 8 2012.

Senin, 07 Februari 2011

XXXVII


"Kami adalah 14 orang yang dibesarkan oleh pengalaman, diterpa segala kesulitan, dan kami disatukan oleh tujuan. Kami adalah yang terbaik, orang-orang yang tumbuh di alam terbuka dan terlelap di tanah. Kami (kel) Puapala XXXVII"


Inspirasi :
Kami dibesarkan oleh pengalaman, diterpa segala kesulitan, dan kami disatukan oleh.....TUJUAN. -GreenRanger

Now I see the secret of the making of the best persons. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth. - Walt whitman (Song of the open road)

Photo Source : Dhea RS

Beliving

"There are three chapter in one period. The founder, the greatest and the the crusher. But I believe, we're the founder of the greatest. 8'2012!!!!"

Kamis, 03 Februari 2011

Apa Jadinya Nanti?

Pertanyaan ini yang selalu teringat di pikiran saya

"Apa jadinya nanti?"

Sewaktu saya kecil saya selalu mengandai bagaimana rasanya ketika saya SMA nanti? kesepiankah? punya teman tidak? Masuk sekolah unggulan gak ya? Ataukah saya pulang ke rumah pukul 14.00 lalu saya hanya menonton program Ceriwis dan mendengar suara angin karena saya saking kesepian?

Semenjak saya SD saya ingin sekali masuk SMA Negeri 8 Jakarta. Bukan karena kakak saya adalah alumni SMA ini. Tapi karena kakak saya mengikuti les BTA yang ada di sekolah ini. Hampir setiap sabtu sore atau minggu pagi, saya mengantar kedua kakak saya les di sekolah ini. Waktu itu sekolah ini belum sebagus sekarang. Belum sebagus yang ada di video clip Kisah Kasih di Sekoah- G4UL. Namun, saya rasa suatu saat saya harus dapat bersekolah disini dan menjawab semua rahasia hasrat saya untuk sekolah disini.

Semua pertanyaan terjawab sudah. Alhamdulillah, saya menjadi bagian dari sekolah ini, saya punya banyak teman. Ya, walaupun sering juga merasa kesepian dan saya rasa saya tahu mengapa saya ingin sekali menjadi bagian dari sekolah ini dahulu.

***

Sekarang saya mulai mengandai lagi. Apa jadinya saya ketika kuliah dan kerja? Apakah masih mempunyai teman? Apakah nilai-nilai saya meningkat? Apakah saya termasuk orang-orang sukses? Apakah saya benar-benar pemuda yang Soekarno harapkan? Apakah saya menjadi bagian dari Universitas Indonesia atau Institut Teknologi Bandung? Apakah saya masih dapat berkumpul dengan teman-teman saya sekarang? Apakah teman-teman saya menjadi orang berhasil sedangkan saya tidak? Apakah saya bertemu dengan "dia" lagi suatu saat dengan posisi yang berbeda? Bagaimana rupa jodoh saya nanti? Apakah saya bisa berbincang-bincang dengan teman lama saya di cafe/club jazz seperti di novel-novel?

Ya itulah pengandaian saya untuk kuliah dan kerja suatu hari nanti.

Sebetulnya, Saya iri dengan teman-teman atau kakak-kakak kelas saya, yang mendapat medali Olimpiade Sains Nasional, yang mendapat pertukaran pelajar keluar negeri, atau yang dapat kuliah di luar negeri. Mereka mendapat pengalaman ketika SMA yang dapat dibanggakan, giliran saya? apa? tidak ada.

Bukannya saya tidak bersyukur dengan apa yang saya dapatkan. Saya hanya ingin seperti mereka tapi nyatanya telat. Pelatihan OSN "bukan gue banget" dan pertukaran pelajar? saya terhenti di tahap 3 penyelisihan peserta AFS.

OSN dan AFS bukan indikator kebahagiaan atau suksesnya sesorang. Namun, ada kebahagian sendiri jika menadapat kesempatan-kesempatan ini, seperti kata tumblr fuckyeah.

***

Saya masih memiki satu setengah tahun lagi untuk mempersiapkan jawaban atas pengandaian saya. Usaha keras masih dibutuhkan, malah sangat dibutuhkan untuk pengandaikan kali ini dan pengandaian yang tidak terwujud, saya harap bukan kerikil tajam dalam langkah perwujudan pengandaian saya.

Tiga dari Sepuluh


Kami adalah tiga dari sepuluh pemuda yang diminta Soekarno untuk mengubah dunia.





(mengutip dari Gifari Rahmat A. dengan perubahan : kata saya menjadi kami dan satu menjadi tiga)

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa, 21 Tahun. Belajar mengenai komunikasi dan media di sebuah perguruan tinggi.

Pengikut