Selasa, 14 Juni 2011

Ku Tunggu Kau

Setelah kita melihat semuanya

Setelah kita selesaikan semuanya

Aku tetap padamu, Mata yang Manis

Segala kebencian pudar seiring berjalannya usia

Seakan kau makhluk adam paling suci

Kau patrikan aku pada setiap gerikmu

Menjadikan kau satu-satunya titik dalam lensa buramku

Ku tunggu kau, sendiri, di suatu waktu

Ada Derita di Balik Hikmah

Saya punya teman, ya sebut saja namanya mmmmm Hikmah, karena ia sering membawa Hikmah ke dalam hidup saya O: ) . Ia manusia berjenis langka yang saya tidak tau bagaimana ia bisa bertahan dari gempuran produk China . Hobinya adalah bengong sambil baca novel , tangan kiri memegang buku tangan kanan memelintir-lintir rambut dan ketika saya berpaling ada teriakan,” Ahhh, Ajet gue dapat rambut keriting AAHHHHHH”. Lalu saya bengong, ia menaruh rambutnya di meja dan ia kembali bengong dan membaca buku lagi. Untung aja yang dia cabut bukan buku ketek. Kalau ia saya juga mau dicabutin. Ia juga tak bisa membedakan mana SMS dan mana Chat. Pernah dia SMS saya cuma berisi:

Jet

Hening….. saya pun bingung. Haah, Tuhan, ia telah mengeluarkaan ratusan rupiah untuk hal yang saya gak ngerti maksdunya apa, Hikmah, Hikmah.

Yang paling tak bisa dilupakan dari Hikmah adalah… azab. Dia seperti terkena azab akhir-akhir ini terdapat koreng di antara hidung dan mulutnya yang bernanah. Selama beberapa hari Ia memakai masker yang biasa di pake dokter-dokter di ruang operasi atau dokteri gigi. Lalu ketika saya tanya, kenapa lukanya, Ia jawab terinfeksi. Infeksi apa? Tanya saya lagi. “kayaknya sih gara-gara gue make lipbalm yang kadaluarsa”. Ingin rasanya saya guling-guling sampai lapangan terus salto lagi ngelilingin Taman Bukit Duri. Ya Allah, kenapa teman saya……….. kecantikan berujung nestapa, derita Hikmahku yang lugu.

Do’akan saja Hikmah ingin Jurusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Semoga menjadi kenyataan.

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa, 21 Tahun. Belajar mengenai komunikasi dan media di sebuah perguruan tinggi.

Pengikut