Pertanyaan ini yang selalu teringat di pikiran saya
"Apa jadinya nanti?"
"Apa jadinya nanti?"
Sewaktu saya kecil saya selalu mengandai bagaimana rasanya ketika saya SMA nanti? kesepiankah? punya teman tidak? Masuk sekolah unggulan gak ya? Ataukah saya pulang ke rumah pukul 14.00 lalu saya hanya menonton program Ceriwis dan mendengar suara angin karena saya saking kesepian?
Semenjak saya SD saya ingin sekali masuk SMA Negeri 8 Jakarta. Bukan karena kakak saya adalah alumni SMA ini. Tapi karena kakak saya mengikuti les BTA yang ada di sekolah ini. Hampir setiap sabtu sore atau minggu pagi, saya mengantar kedua kakak saya les di sekolah ini. Waktu itu sekolah ini belum sebagus sekarang. Belum sebagus yang ada di video clip Kisah Kasih di Sekoah- G4UL. Namun, saya rasa suatu saat saya harus dapat bersekolah disini dan menjawab semua rahasia hasrat saya untuk sekolah disini.
Semua pertanyaan terjawab sudah. Alhamdulillah, saya menjadi bagian dari sekolah ini, saya punya banyak teman. Ya, walaupun sering juga merasa kesepian dan saya rasa saya tahu mengapa saya ingin sekali menjadi bagian dari sekolah ini dahulu.
***
Sekarang saya mulai mengandai lagi. Apa jadinya saya ketika kuliah dan kerja? Apakah masih mempunyai teman? Apakah nilai-nilai saya meningkat? Apakah saya termasuk orang-orang sukses? Apakah saya benar-benar pemuda yang Soekarno harapkan? Apakah saya menjadi bagian dari Universitas Indonesia atau Institut Teknologi Bandung? Apakah saya masih dapat berkumpul dengan teman-teman saya sekarang? Apakah teman-teman saya menjadi orang berhasil sedangkan saya tidak? Apakah saya bertemu dengan "dia" lagi suatu saat dengan posisi yang berbeda? Bagaimana rupa jodoh saya nanti? Apakah saya bisa berbincang-bincang dengan teman lama saya di cafe/club jazz seperti di novel-novel?
Ya itulah pengandaian saya untuk kuliah dan kerja suatu hari nanti.
Sebetulnya, Saya iri dengan teman-teman atau kakak-kakak kelas saya, yang mendapat medali Olimpiade Sains Nasional, yang mendapat pertukaran pelajar keluar negeri, atau yang dapat kuliah di luar negeri. Mereka mendapat pengalaman ketika SMA yang dapat dibanggakan, giliran saya? apa? tidak ada.
Bukannya saya tidak bersyukur dengan apa yang saya dapatkan. Saya hanya ingin seperti mereka tapi nyatanya telat. Pelatihan OSN "bukan gue banget" dan pertukaran pelajar? saya terhenti di tahap 3 penyelisihan peserta AFS.
OSN dan AFS bukan indikator kebahagiaan atau suksesnya sesorang. Namun, ada kebahagian sendiri jika menadapat kesempatan-kesempatan ini, seperti kata tumblr fuckyeah.
***
Saya masih memiki satu setengah tahun lagi untuk mempersiapkan jawaban atas pengandaian saya. Usaha keras masih dibutuhkan, malah sangat dibutuhkan untuk pengandaikan kali ini dan pengandaian yang tidak terwujud, saya harap bukan kerikil tajam dalam langkah perwujudan pengandaian saya.
Semenjak saya SD saya ingin sekali masuk SMA Negeri 8 Jakarta. Bukan karena kakak saya adalah alumni SMA ini. Tapi karena kakak saya mengikuti les BTA yang ada di sekolah ini. Hampir setiap sabtu sore atau minggu pagi, saya mengantar kedua kakak saya les di sekolah ini. Waktu itu sekolah ini belum sebagus sekarang. Belum sebagus yang ada di video clip Kisah Kasih di Sekoah- G4UL. Namun, saya rasa suatu saat saya harus dapat bersekolah disini dan menjawab semua rahasia hasrat saya untuk sekolah disini.
Semua pertanyaan terjawab sudah. Alhamdulillah, saya menjadi bagian dari sekolah ini, saya punya banyak teman. Ya, walaupun sering juga merasa kesepian dan saya rasa saya tahu mengapa saya ingin sekali menjadi bagian dari sekolah ini dahulu.
***
Sekarang saya mulai mengandai lagi. Apa jadinya saya ketika kuliah dan kerja? Apakah masih mempunyai teman? Apakah nilai-nilai saya meningkat? Apakah saya termasuk orang-orang sukses? Apakah saya benar-benar pemuda yang Soekarno harapkan? Apakah saya menjadi bagian dari Universitas Indonesia atau Institut Teknologi Bandung? Apakah saya masih dapat berkumpul dengan teman-teman saya sekarang? Apakah teman-teman saya menjadi orang berhasil sedangkan saya tidak? Apakah saya bertemu dengan "dia" lagi suatu saat dengan posisi yang berbeda? Bagaimana rupa jodoh saya nanti? Apakah saya bisa berbincang-bincang dengan teman lama saya di cafe/club jazz seperti di novel-novel?
Ya itulah pengandaian saya untuk kuliah dan kerja suatu hari nanti.
Sebetulnya, Saya iri dengan teman-teman atau kakak-kakak kelas saya, yang mendapat medali Olimpiade Sains Nasional, yang mendapat pertukaran pelajar keluar negeri, atau yang dapat kuliah di luar negeri. Mereka mendapat pengalaman ketika SMA yang dapat dibanggakan, giliran saya? apa? tidak ada.
Bukannya saya tidak bersyukur dengan apa yang saya dapatkan. Saya hanya ingin seperti mereka tapi nyatanya telat. Pelatihan OSN "bukan gue banget" dan pertukaran pelajar? saya terhenti di tahap 3 penyelisihan peserta AFS.
OSN dan AFS bukan indikator kebahagiaan atau suksesnya sesorang. Namun, ada kebahagian sendiri jika menadapat kesempatan-kesempatan ini, seperti kata tumblr fuckyeah.
***
Saya masih memiki satu setengah tahun lagi untuk mempersiapkan jawaban atas pengandaian saya. Usaha keras masih dibutuhkan, malah sangat dibutuhkan untuk pengandaikan kali ini dan pengandaian yang tidak terwujud, saya harap bukan kerikil tajam dalam langkah perwujudan pengandaian saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar