Opini tersebut bertahan hingga salah satu pengajar BTA, kak Ananda Ridwansyah menunaikan ibadah umrah beberapa pekan yang lalu. Kak Dian Teguh, salah satu rekan kak Nanda, menyarankan agar kami minitip doa ke Kak Nanda. Ia melanjutkan, doa-doa yang dibacakan di Tanah Haram akan lebih mudah dijabah. Ok, saya coba. Saya mewakili teman-teman yang lain menghubungi kak Nanda dan menyampaikan maksud saya. Lalu, Ia membalas bahwa saya dan teman-teman boleh menuliskan doa kami dan mengirimkannya ke email beliau serta syaratnya doa tersebut harus jelas. Ok, saya sanggupi. Saya menghubungi teman saya yang ingin menitip doa. Saya menjadi koordinator penulisan doa waktu itu. Teman-teman yang ingin menitip doa menuliskannya ke saya. Lalu saya kumpulkan, tulis dan saya kirim via email ke Kak Nanda. Keesokannya Kak Nanda menunaikan ibadah umrah.
Tibalah pada saat pengumuman SNMPTN Tertulis, segala doa saya panjatkan. Meskipun saya tidak terlalu yakin kalau doa saya dikabulkan seperti yang saya katakan diatas, saya tetap berdoa. Hanya doa dan harapan yang membuat saya tenang kala itu. Semua saya lakukan agar saya tenang dan hajat saya terkabul. Pada pukul 19.18, saya memberanikan diri untuk melihat hasil SNMPTN Tertulis. Ya, hasilnya doa saya dikabulkan oleh Allah, saya diterima di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Untuk memastikan lagi bahwa saya diterima, keesokan harinya, saya cari nama saya di koran dan akhirnya ada :")
Rasanya senang sekali. Baru pertama kali nama saya keluar di koran, Kompas lagi, ya meskipun sangat kecil.
***
Setelah pengumuman saya mengetahui bahwa ada beberapa teman saya yang diterima sesuai dengan pilihan pertama, pilihan kedua (termasuk saya) dan blm diterima saat ini. Kebetulan ibu saya ingin berangkat umrah dua hari berikutnya. Saya pun menghubungi teman-teman saya yang belum diterima, siapa saja yang ingin menitip doa. Ketika itu saya ingat doa teman dan saya yang dipanjatkan Kak Nanda ketika beliau menunaikan umrah. Saya buka email tersebut dan saya menyadari suatu fakta unik, yakni teman saya yang doanya dikabulkan pada pilihan pertama memang hanya menuliskan pilihan pertamanya tersebut. Sedangkan teman saya dan saya yang menuliskan pilihan kedua dan berdoa yang terbaik mendapatkan pilihan kedua mereka dan malah ada yang belum diterima.Benar sekali, Allah Maha Mengabulkan. Allah mengabulkan doa yang dipinta hamba-Nya. Mereka yang meminta apa yang mereka inginkan dikabulkan. Mereka yang meminta apa yang terbaik bagi mereka juga diarahkan untuk mendapat apa yang terbaik bagi mereka dengan mendapat pilihan kedua atau bahkan belum mendapat pilihannya.
Ya, dengan demikian saya bisa berkata dengan lantang bahwa "Allah mengabulkan keinginan hambaNya, jika belum, bersabarlah Allah tahu yang terbaik :)" karena saya mengalaminya sendiri.
***
P.S : Keputusan saya untuk mengambil Fikom UnPad, sangat disayangkan oleh beberapa pihak. Mereka menyuruh saya tetap mencoba SIMAK UI. Entah mengapa saya kurang berkenan. Ini pertama kalinya saya berdoa yang terbaik bagi saya. Sebelumnya saya selalu berdoa apa yang saya mau, bukan yang terbaik. Jadi, Saya senang sekali ketika mendapat hasil ini dan saya ingin mencoba apa yang dipilihkan yang terbaik bagi saya oleh Allah :)
halo kakak :D aku seneng baca blognya... lagi tergila-gila sama komunikasi nih. tapi takut buat nekat kesana. aku anak ipa sih. ada saran gak kak? salam kenaaal. rika
BalasHapusHai rika! hehe jangan takut dong. temen2 aku disini juga banyak dari ipa, hampir setara lah. Toh, komunikasi juga gak dipelajarin secara khusus kan di SMA jadi semua juga belajar dari awal.
HapusJangan takut lah, kan belom coba. Kalau saranku sih, yakin aja, temen2 ku yang yakin (dan aku sendiri) alhamdulillah akhirnya masuk apa yg dimau kok. Tp jangan kepedean juga. Optimis boleh tp realistis. Optimisnya juga harus dibarengin sama usaha dan doa yg masksimal.
Trs sering2 nanya ke guru ada jalur apa aja yang ada buat masuk kuliah. waktu jaman aku aja ada 4 jalur kan. Aku ambil contoh akun sama adm itu juga mirip2.Strategi milih jurusan juga penting. Good Luck ya! :)