Pernah merasa kalau hari yang kita alamin tuh bener-bener kayak sinetron? Ya, Saya pernah 29 Juli tepatnya. Waktu itu Anvaya, band yang saya manager-in bermain di Revival. Hari itu hari terakhir masuk sekolah sebelum puasa, dan jam sekolah pun dicepatkan. Kami sepakat untuk berlatih dulu di studio band daerah Manggarai sampai pukul 13.30. Prediksi kami adalah kami latihan sampai pukul 13.30 lalu siap-siap berangkat pukul 13.45 dan sampai di Istora Senayan Pukul 14.30 dan manggung pukul 15.00.
Ternyata banyak kendala yang harus kami alami, seperti mobilnya Richard yang tiba-tiba tidak bisa mengantar kami, supirnya Tedo yang tidak bisa ikut karena tempat dudukny
a tidak muat dan ditutupnya jalan di daerah Sudirman. Karena kami rasa, kami sangat telat Tedo berganti celana dan pakaian di dalam mobil sambil menyetir pas macet! Kami bersesakan di mobil Kijang milik Tedo, kepanikan kami menjadi-jadi karena kami ditelponin oleh Fani (panitia Revival) dan kata ia, kami hampir tidak manggung di Revival karena telat 30 menit.
Sampai di Istora kami bergegas mengganti seragam kami. Setelah itu Tedo dan additional violin latihan dalam ruang tunggu dan Tamara (panitia Revival) pun datang, "Maaf banget nih Do, gue udah berusaha tapi susah banget buat ubah jadwalnya". Lalu mas Event Organizernya pun bilang kalau sampai L'Alphalpha telat kami boleh main, mereka (L'Alphalpha) dicoret dari rundown. Kami pun sangat gelisah, pada saat itu semua lelucon Bima dan Zidni sangat tidak lucu bagi saya.
Tamara datang kembali, "Guys, maaf banget tapi L'Alphalpha udah dateng. Silakan nonton Revivalnya ya. Maaf banget". Oke, pada saat itu, semua personil tampak kecewa apalagi Tedo. Rencananya, Revival adalah event terakhir Anvaya tahun ini dan tahun depan. Karena hampir semua personilnya kelas XII. Ya, mungkin event ini bukan yang terakhir. Tapi entah kenapa saya rasa bahwa Anvaya akan tampil.
Tedo merasa sangat kecewa. Ia pergi meninggalkan kami, sedangkan kami malah makan ayam bakar. Karena motto kami : Tak jadi main tak apa, asal dapet makan gratis.
Akhirnya, Tedo datang dan bilang,"Oke gak papa kita gak main, asalkan kita main di suatu tempat biar reda emosi gue". Semua menyutujui. Anvaya bermain di lapangan parkir Istora secara akustik. Saat itu serasa begitu melankolik, entah kenapa. Ghani dan Dimas mengambil gambar dan video dari permainan mereka. Lalu tiba-tiba Bima lari ke arah Istora dan mencari Fani. Setelah bermain akustik kami masuk ke dalam, ternyata mas EO bilang, "Anvaya jadi main tapi setelah istirahat dan hanya bisa bawain 2 lagu". Jeng Jeng Jeng!!!! What A Sinetron Day!!! Yup, akhirnya Anvaya main di Istora loh kawan!! Jadi, seakan-akan Anvaya bermain untuk pembukaan band-band yang malam, band yang papan atas. Penontonnya pun lebih banyak dari yang jam 15.00 tadi. Fyuuhhhh.
Dan dari kejadian ini saya berfikir bahwa untuk mendapat suatu kenangan yang tidak akan dilupakan butuh deg-degan setengah gila, kebelet pipis dan laper parah :)
GOOD JOB ANVAYA!!!