Senin, 30 Desember 2013

Satu Setengah Tahun

                     It has been long time since I've posted my last writing! Salahkan kesibukan saya. Hmm, tidak juga. Saya juga bingung mau nulis apa kalau pun saat itu saya punya waktu. 
                
                Well, sekarang, tak terasa saya sudah mengakhiri semester 3. Banyak kejadian yang saya ambil jadi pelajaran selama satu setengah tahun ini, dari hal yang menenangkan hingga hal yang menyebalkan. Mungkin pembaca juga merasakan hal yang sama dengan apa yang saya dapatkan. Apa saja hal-hal tersebut?

Ultimate Old Friends - Lingkungan SMA 8 Jakarta berbeda dengan lingkungan FISIP UI. Jujur ini serius! Karakteristik teman-temannya pun berbeda. Hal ini yang membuat saya sedikit mengalami culture shock. Saya selalu teringat teman-teman saya yang berbeda kampus dengan saya. Bagaimana saya menghabiskan waktu senggang dan sebagainya. Untungnya, saya masih mempunyai beberapa teman yang tidak meninggalkan saya dan menemani saya ketika saya berkunjung ke kampus mereka (padahal mereka sedang sibuk). Dedikasi setinggi-tingginya kepada Rahmanaji, Aghinia (salam Boston!), Rhesa, Saviq, dan Sahil!  (Rhes, Ji kalo lo berdua baca ini emang beneran gue segak-bisa-move-on itu waktu gue ke Bandung, thanks ya haha)

Ultimate New Friends - Tapi, teman-teman saya tetap yang berbeda kampus mulai kehidupan dengan teman baru. Masa saya kalah? Saya pun mulai bersosialisasi dan mencari teman-teman baru yang sesuai. Saya, akhirnya, terlibat unit pertemanan formal dan informal. Pertemanan formal saya terjadi ketika saya bekerja di Fisipers sebagai staff Kajian dan Riset. Di sini, saya berkenalan tidak hanya dengan teman yang professional, tetapi juga teman yang menjunjung tinggi kekeluargaan. Mereka seperti rumah saya di FISIP UI. Tempat saya bertanya dan memahami segala nilai di FISIP dan Dept. IlKom. Mereka yang dapat mengubah Ajet yang kupu-kupu (di semester 1) menjadi kura-kura (di semester 2 dan 3). Sementara itu, Pertemanan informal saya terbentuk karena adanya ospek. Ospek di FISIP dan Dept. IlKom memang sebentar, namun ospek membantu saya dekat dengan banyak orang, dari Fildzah, Ides, Andin, Anindita, Laudita, Resky, Ratih, Rahmah, Tampur, dan banyak-banyak lagi. Mereka inilah yang menjadi tempat favorit saya berbagi cerita tentang kisah kampus terutama dosen-dosen. Mereka pula yang mengajarkan saya kalau tidak mengerti tugas-tugas. Selain itu, kami juga sering berbagai perspektif di kehidupan sosial (biar tetap intelek).

Fake Friends - Saya yakin pembaca pasti menemui salah satu dari spesies ini. Mereka selalu datang ke kita dengan intonasi yang menyenangkan, namun ujung-ujungnya mereka menjatuhkan kita dengan pamer prestasi mereka. They really like to boost theirselves! Setelah itu, mereka membuat kita tidak nyaman dan akhirnya 'terpaksa' mengakui keunggulan mereka dan membuat kita mengikuti mereka. Saya menemukan teman sejenis ini di kampus dan di luar kampus. Mereka dekat dengan saya karena ingin menjalin kerjasama. Namun, ketika saya mendapatkan sesuatu yang lebih, mereka malah berusaha mengungguli saya dan melaporkan tiap progress yang mereka dapatkan. Oh yes, They also like to create self-image a.k.a pencitraan yang basi. Pencitraan itu sah-sah saja jika memang persepsi lawan bicara yang ingin diubah seusai dengan apa yang sebenarnya terjadi. Jika tidak, itu tak lebih sekedar munafik. Entahlah, mengutip Ryan Higa dalam akun twitternya, orang-orang semacam ini mungkin hanya ingin menimbulkan rasa percaya diri dan rasa aman di depan lawan bicara.

Direction of Life - Saya memilih Kajian Media untuk peminatan saya. Jujur, ini proses pemilihan yang paling sulit bagi saya karena ini (bisa jadi) kesempatan terakhir untuk memilih fokus bidang yang ingin saya tekuni. Awalnya saya bingung mau mengambil apa, pilihan saya antara Periklanan dan Kajian Media. Untuk menentukannya saya sampai sholat Istikharah. Anehnya, saya tidak hanya diberikan 'petunjuk' mengenai peminatan yang ingin saya ambil, tetapi juga arah kehidupan saya nantinya. Jadi apakah saya nantinya? setelah menimbang, saya memilih Kajian Media karena saya tertarik dengan dunia tulis menulis dan riset. 

Tolerance - Saya memiliki dua teman baik di kampus yang berasal dari Bali dan beragama Hindu. Dari mereka saya benar-benar memiliki perspektif baru tentang kehidupan berbangsan dan keragamannnya. Kami saling menghormati satu dengan yang lain. Kami benar-benar menjalankan contoh bagiku agamaku, bagimu agamamu. Hal ini terjadi ketika saya (sebagai muslim) sering sekali sembahyang, sehari lima kali. Ketika kami ingin pergi, mereka rela menunggu kami sembahyang, sering pula mereka mengingatkan saya. Sebaliknya, saya menghormati mereka ketika mereka (sebagai hindu) memakan krupuk 100% haram alias krupuk babi di depan saya atau keitka mereka pergi bersembahyang. Melalui, mereka saya belajar lebih mengerti keberagaman dan menghormati nilai-nilai yang berbeda.

Forbidden Door - Akhirnya, saya menemukan 'pintu' yang sesuai dengan saya. Pintu itu berupa pria yang dapat menghubungkan saya dengan dunia yang selalu terkubur oleh semesta. Kami tidak bisa disatukan bahkan ego kami pun sulit. Kami berbeda tidak  bisa disatukan.

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa, 21 Tahun. Belajar mengenai komunikasi dan media di sebuah perguruan tinggi.

Pengikut