Minggu, 21 Oktober 2012

Teman Lama dan Baru

  "Jet kangen banget 8 deh asli :"( "

       Saya hanya tersenyum ketika mendapatkan direct message ini dari seorang teman yang sedang berkuliah di Amerika Serikat sana. Saya tahu bagaimana rindu itu, meskipun masih di Depok. Rindu bukan saja terpaut jarak. Namun, juga makna yang dirasakan. Alumni dari sekolah saya yang berkuliah di Universitas Indonesia berjumlah ratusan dan apakah saya tidak rindu? Jelas iya. Saya juga sangat rindu karena di universitas ini pun saya seperti berjalan masing-masing bersama teman-teman saya, hal-hal yang saya takutkan dulu terjadi sudah. 

       Tak habisnya saya menyapa semua teman dekat saya selagi saya bisa. Mengomentari tweet mereka selagi bisa. Bukan, bukan saya tidak ada kerjaan. Ini semua saya lakukan agar saya tetap keep contact dengan mereka. Saya tidak mau suatu saat saya menyesal melepas teman-teman terbaik saya atau suatu saat saya berpapasan dengan mereka lalu hanya melirik dan merasa pernah mengenal. 

       Namun, yang saya rasakan berbeda. Teman-teman saya tidak seperti dulu, tidak seperhatian dulu, tidak sepemikiran dulu. Saya tidak mengerti, mungkin mereka sibuk dengan segala kegiatan orientasi dan kuliah mereka. Sejujurnya saya pun belum bisa melepas mereka dari pikiran saya. SMA saya bukan hanya memberikan saya teman-teman yang menarik tapi juga memberikan pelajaran tentang hidup yang sudah saya post-post sebelumnya. Sekarang, semua pertemanan dan memori menguap sudah. Padahal ada seseorang yang mengatakan, " Lebih baik mempunyai 100 teman yang berbeda porfesi dan pemikaran dari pada mempunyai 200 orang yang sama profesi dan sepemikiran dengan kita". karena kita bisa brainstroming bersama dan selalu ada topik karena perbedaan itu. Lalu untuk apa terlalu terpaku dengan teman-teman sejurusan?

       Teman Baru

       Saya punya teman baru, begitupun teman saya yang berada di Amerika Serikat sana. Kami sering bertukar cerita mengenai teman dan kegiatan kami. Tapi tetap saja ada yang kosong, teman baru belum semenarik teman lama. Si teman-teman baru ini belum bisa diajak 'gila bersama'. Teman baik saya pernah berkomentar, 'ya lo masuk komunikasi, isinya kebanyakan anak gaul. Mana mungkin ada tempat untuk orang-orang kayak kita'. Hahaha benar juga, tak ada lagi teman-teman aneh yang keliling kota tua sambil nanyi lagu The Adams atau jam 11 malam masih berada di Gedung Kesenian Jakarta menonton Teater Koma atau berjalan dari Bukit Duri Tanjakan hingga Kampung Melayu berbicara tentang apa saja atau setiap sabtu pagi bersama orang-orang tua lari di Gelora Bung Karno dan diakhiri dengan makan lontong sayur atau ke Kampung Rambutan menggunakan Pick Up atau dapat makan gratis di hotel Shangri-La malah kami habiskan dengan ngobrol-ngobrol ngalor ngidul atau menikmati Mandalawangi di pagi hari atau pergi ke monas sore-sore lalu naik sepeda dan makan es krim ragusa atau... atau... saya rasa teman-teman saya juga lupa. Teman tidak sesederhana dulu. Sekarang lebih rumit. Tidak bisa diajak sesantai dulu. Dimana-mana hampir selalu ada pencitraan, selalu palsu atau saya yang terlalu naif? Entahlah. 

        Saya dan teman saya sepakat bahwa pertemanan yang asik adalah teman yang tidak butuh foto-foto ketika bertemu dengan frame-frame yang banyak atau bergaya bahwa kita memang teman yang asik. Saya dan teman saya lebih menikmati pertemuan hangat sambil berbicara topik yang aneh, nonton home video dengan cd yang random atau apalah itu. Ngobrol hingga larut sambil berbicara kasar satu sama lain. 

        Teman-teman baru saya baik, saya akui itu hanya saja, saya belum merasa 'klik' dengan mereka. Saya merasa tujuan saya ke kampus ya hanya belajar dan berorganisasi belum ada ikatan 'nongkrong' di sekolah. Mungkin ini perasaan yang Tuhan ciptakan karena doa saya pada awal kuliah adalah fokus ke pelajaran bukan yang lain. Ya, mungkin orientasi saya untuk kuliah harus di mantapkan, tidak lagi seperi dulu.

        "Jangan ghy, jangan kangen. Semua disini sibuk sendiri hingga tidak ada lagi tempat untuk kenangan"

Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa, 21 Tahun. Belajar mengenai komunikasi dan media di sebuah perguruan tinggi.

Pengikut